How to Discover Your Child’s Potential

Hari Kamis tanggal 18 Juli 2019 lalu saya diundang oleh MamaComm dengan tema “How to Discover Your Child’s Potential” bersama psikolog AJT CogTest, Diana Lie, M.Psi dari Melintas Cakrawala . Acara di langsungkan di Rojiro Radar Auri Cimanggis.

Ngga pake mikir lagi, langsung meng “IYA” kan undangan tersebut, karena yang berhubungan tentang parenting selalu jadi prioritas untuk saya yang masih terus belajar menjadi ibu yang baik. Label-label negatif seringkali terucap secara sengaja maupun tidak oleh orangtua ditujukan kepada anaknya seperti menyebut anak nakal, pemalas, atau bahkan bodoh. Ketika orangtua mengajar anak di rumah seringkali mereka menemukan anaknya mengalami kesulitan dalam belajar.

Persoalan seperti anak sudah menguasai materi waktu diajarkan di rumah namun saat di sekolah tidak dapat menyelesaikan materi tersebut. Persoalan-persoalan inilah yang kadang membuat orangtua melabeli anaknya secara negatif. Idealnya tiap orangtua perlu mengetahui profil kognitif anaknya, agar kesulitan belajar anak dapat di fasilitasi atau disediakan dukungan yang sesuai dan tepat.

Apa sih arti kata dari Konitif itu sendiri?

Berdasarkan Wikipedia, “Kognisi adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu. Proses yang dilakukan adalah memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa.”

Bertujuan memberikan edukasi mengenai pentingnya peran kemampuan kognitif dalam mencapai kesuksesan belajar dan mengajar, AJT CogTest menyelenggarakan acara ini ditujukan bagi para orangtua yang memiliki anak usia sekolah. Psikolog AJT CogTest, Diana Lie, memberikan materi selama satu jam lebih dengan diakhiri dengan sesi tanya jawab.

Dalam materinya, Diana Lie menekankan bahwa kesuksesan anak terdapat peran orangtua disamping peran pendidik di sekolah dan anak itu sendiri. Dijabarkan juga teori mendidik Baumrind, yang membagi gaya mendidik menjadi 4 kategori yaitu Otoriter, Otoriter/Demokratis, Permisif, dan Neglect (tidak dipedulikan). Orangtua wajib memahami terlebih dahulu profil anaknya agar selanjutnya dapat membantu atau mengarahkan anak dengan tepat, berdasarkan minat anak bukan kemauan orangtuanya.

Selain itu acara ini dibawakan oleh Mbak Zata Ligouw yang sudah menjadi pelanggan AJT CogTest. Mbak Zata telah mengetes anaknya dengan AJT CogTest beberapa bulan lalu. Setelah mengetes Sabil, Mbak Zata merasakan manfaatnya dan dapat mengaplikasikan rekomendasi yang tertera dalam hasil laporan tes AJT CogTest. Diketahui Sabil memiliki kemampuan auditori yang cukup bagus, sehingga terjawablah penasaran mbak Zata.

Mengetahui Mbak Zata tergabung juga dalam komunitas blogger, ia berharap kelak orangtua – orangtua lainnya juga dapat memahami profil kognitif anaknya terlebih dahulu agar dapat membantu anak mencapai potensinya sesuai kelemahan dan kekuatan anak.

Ari Kunwidodo selaku Direktur Utama PT Melintas Cakrawala Indonesia menyampaikan, ” Tema How to Discover Your Child’s Potential diangkat dikarenakan banyaknya orangtua yang bersemangat membantu anaknya untuk sukses namun ternyata upayanya justru kadang membuat anak itu sendiri menjadi enggan berusaha lebih giat. Diharapkan setelah acara ini, para orangtua yang dateng dapat berbagi ilmu mengenai parenting ke yang lain dan sadar pentingnya memahami profil kognitif anak sejak dini”

Ari Kunwidodo selaku Direktur Utama PT Melintas Cakrawala Indonesia
(Doc Mamacommid)

Sesi selanjutnya oleh psikolog AJT CogTest, Diana Lie, M.Psi menjabarkan panjang lebar sampai saya jadi mikir ooooh gitu, oooh gini huhuhuhu!

Yuk ini dia penjelasannya.

Kesuksesan dalam belajar untuk mengoptimalkan potensi anak.

  • Sekolah : Kegiatan belajar – mengajar. Pendampingan psikologis.
  • Anak : Sosial – Emosional, Kognitif, Perilaku
  • Orangtua : Pola Asuh.

Ketiganya untuk optimalisasi potensi anak. Potensi yang optimal itu akan mempengaruhi performance anak. Kesuksesan itu tidak akan terjadi jika hanya anak saja, sekolah saja atau orangtua saja. Jadi semua harus kerjasama, ada pihak sekolah, ada pihak anak itu sendiri ada pihak orangtua. Ketiga aspek itu adalah dasar dalam pembelajaran.

Parenting style

Bisa dilihat dari portal gambar di bawah ini, Control itu aturan, kedispilinan, ketegasan. Nurture itu sikap yang hangat, sikap yang support. Control dan Nurture ada yang high dan low.

Control yang high itu maksudnya adalah orangtua memiliki ekspektasi tinggi dan ingin mengontrol semua sikap anaknya. Nurture high yaitu sikap ke anaknya hangat sekali.

Control yang low, nurture yang low akan menjadi Uninvolved (Tidak Peduli). Orangtua yang dingin dan tidak punya tuntutan, mau anaknya mandi, mau ga mandi, mau makan mau nggak makan terserah. Terkesan cuek.

Control yang rendah, Nurture yang tinggi menjadi Permissive (permisif). Kalau di ibaratkan kado, ini kado yang tertutup sangat rapiii sekali. Orangtua yang berfokus pada kebahagiaan anaknya, tapi tidak memberikan tuntutan pada anak, yang terjadi apa? Anaknya memang merasa dicintai, dan merasa disayangi. Tetapi kadang kala tidak tahu dimana anak itu harus bersikap. Biasanya terlihat jika anak di lingkungan bebas, dia bingung.

Semua kebutuhan anak dipersiapkan dengan matang dan membuat anak nyaman. Mau ini itu dibeliin. Tetapi pas anak masuk ke dunia yang keras dia akan bingung. Karena dunia luar ga bisa memberikan kenyamanan seperti yang diberikan orangtuanya.

Control yang Tinggi, Nurture yang rendah menjadi Authoritarian (Otoriter). Dimana tuntutan tinggi, contohnya harus nilai 100, anak harus bisa ini, anak harus bisa itu. Terdapat kata harus, harus dan harus. Tetapi dingin, ketika anak itu gagal, anaknya tidak diberikan support. Ketika anak sedang bercerita tentang kesuksesannya, dia tidak di beri apresiasi. Ini adalah sikap otoriter. Apa yang terjadi, dan dirasakan oleh anak? “Saya hanya dimintaaa terus” Jadi dari sisi emosionalnya tidak terpenuhi. Dan akan membuat anak bingung.

Control yang Tinggi, Nurture yang tinggi akan menjadi Authoritative (demokratis). Ini adalah yang paling ideal. Artinya disiplinnya tinggi, aturannya jelas, orangtua dan anak punya komunikasi yang baik. Jadi situasi seperti ini, aturan nya seperti ini. Jadi kontrolnya jelas di beberapa situasi yang jelas aturannya. Dan nurturenya tinggi ini yang membantu komunikasi orangtua dan anak. Ketika anak berada di situasi yang tidak menyenangkan, orangtua tidak berbicara “kamu harus….” tetapi Orangtua bertanya kepada anak “apa yang kamu rasakan?” , “are you happy with this?”

Di teori Control tinggi dan Nurture tinggi itu ideal, tapi pada kenyataannya It’s not easy! Di sini anak mau mendengarkan orangtua dan orangtua mau mendengar anaknya.

psikolog AJT CogTest, Diana Lie, M.Psi
(Doc Mamacommid)

Heart to heart communication. Bagaimana sih parenting yang baik?

  • Listen first, respond later. Dengerin dulu anak maunya apa, baru kita respon. Walau pada kenyataannya pada kondisi tertentu kadang susah apalagi jika anak sudah beranjak remaja kita dan anak kita sama sama keras.
  • You both are equal as human being while talking about your feelings and thoughts. Kadang ada orangtua yang tidak memposisikan dia dan anaknya equal as human, biasanya terjadi ketika anak kita masih kecil atau masih sekolah dasar. Orangtua merasa superior di banding anaknya karena masalah usia. Jika anaknya sudah remaja baru deh orangtua merasa sederajat. Apalagi ketika anaknya dewasa, orangtua baru merasa bisa terbuka karena merasa sama sama dewasa.

Memang secara kognitif perkembangan anak masih kecil, seakan-akan jauh di bawah perkembangan kita sebagai orangtua yang dewasa. Tapi tidak menjamin bahwa mereka tidak bisa memahami apa yang namanya perasaan atau pemikiran. Jadi ketika kita berurusan dengan anak anak yang masih kecil, kita bisa kok berkomunikasi. Sebenernya anak anak mengerti. Kita bisa kok berdialog. Seperti bertanya “Kenapa kamu tadi ngelakuin itu?” “Kenapa kamu tadi di sekolah seperti itu?” dan lainnya.

  • Discuss both feelings and thoughts after everyone gets calm. Masa sekarang beda dengan jaman dulu. Dahulu jika ada masalah tidak dibicarakan takut tersinggung jadi dipendam saja. Ketika kita bicara kedua pemikiran dan perasaan masing masing, itu kita membangun namanya communication skill. Tetapi kita bisa membicarakannya baik baik dengan anak.
  • Trust and explain to them. They will understand you. Jelaskan ke anak anak apa yang kita rasakan. Tidak semua anak anak paham jika kita marah dan mereka merasa kalau mereka salah. Itulah gunanya komunikasi. Kita punya hak untuk menjelaskan kepada anak anak kita tentang perasaan kita kepada anak anak. Kenapa? Misalnya “Kenapa saya marah kepada kamu? karena saya takut kehilangan kamu” Jika kasusnya anak pergi bermain tanpa bilang ke kita, dan pas mereka kembali kita marah marah.
  • Physical touch still can be used as love expression even they are getting older. Ada kasus dimana orangtua yang sibuk, memanjakan anaknya dengan membelikan apa saja yang anak mau sebagai tanda sayang. Padahal anaknya ingin perlakuan seperti ingin di peluk, bercanda dan hal hal yang menyangkut sentuhan bukan cuma dari ucapan “bunda sayang kamu” atau membelikan mainan yang anak mau.

Consistent Discipline

  • Reward : Give what they like
  • Reinforcement negative : Take what they like
  • Be Consistent : Execute what you said
  • Be one team with your spouse : Apply what you both have agreed before.

Potential Mapping

Bagaimana cara memetakan potensi? 8 poin di bawah ini paling signifikan dalam belajar dan mempelajari. Termasuk kita orang dewasa bukan saja anak anak.

Kemampuan anak berbeda beda. Ada yang fokus pada suara, bentuk, dan lainnya. Kemampuan mengingat juga ada yang memory jangka pendek dan jangka panjang.

Kesimpulan dari How to Discover Your Child’s Potential kali ini yaitu:

  • Stop Judging your children, but Figuring Out their problems
  • Profiling their cognitive ability
  • Heart to heart communication
  • Applying consistent dicipline
  • Give them warmth and supportiveness through their own development experience.

Nah itu dia penjelasan tentang pentingnya kita mengenal potensi anak kita. Jika ingin mengenal lebih jauh tentang AJT CogTest bisa langsung klik link nya di http://www.melintascakrawala.id atau bisa datang langsung ke

PT. Melintas Cakrawala Indonesia
Graha Irama 5th Floor Unit F
Jalan H.R Rasuna Said X-1 Kav 1-2
Jakarta 12950

No Telepon : +6221-5261487

 Email : info@melintascakrawala.id

Yuk Kita Optimalkan Belajar Anak-anak kita! Terima kasih banyak atas undangan dan ilmu yang sangat bermanfaat. Terima kasih juga buat kalian yang sudah membaca.

See You!

Foto Bersama
(Doc Mamacommid)

Leave a Reply

Your email address will not be published.