Yeay di undang lagi ni sama The Urban Mama ke acara yang pastinya banyak banget ilmunya. Temanya aja udah penting buat keluarga kita, Bijak mengelola keuangan, kunci keluarga dan masa depan sejahtera. The Urban Mama kali ini bareng Visa Indonesia. Di adakan pada hari Rabu tanggal 8 Agustus 2018 lalu di gedung Nyi Ageng Serang, Jalan Epicentrum Selatan, Jakarta Selatan. Kali ini Visa Indonesia tidak hanya mengundang blogger, tetapi ada ibu ibu dari dharmawanita. Wah ramai ya pesertanya.
Seperti biasa setelah sampai di tempat acara, kita di tawarkan untuk mencicipi hidangan pembuka yang enak dan bikin saya lumayan kenyang, lalu setelah itu saya mulai mencari posisi duduk yang nyaman, karena saya datang dari Bogor, jadi bagian depan udah lumayan penuh nih. Lanjut acara di buka oleh MC, lalu kemudian ada sambutan dari Bapak Riko Abdurrahman selaku Presiden Direktur Visa Indonesia.
Beliau menyampaikan bahwa Tingkat literasi keuangan di Indonesia telah meningkat dari 21,8 persen pada tahun 2013 menjadi 29,6 persen pada tahun 2016. Sayangnya tingkat literasi keuangan perempuan jauh lebih rendah dibandingkan dengan laki laki.
Lalu apa yang istimewa dari ibu berbagi bijak dari Visa ini? Yang membedakannya karena melibatkan komunitas, terutama perempuan. Mengusung konsep “Train the trainers” mengedukasi dan mendorong perempuan agar dapat berbagi pengetahuan dengan anggota keluarga, kerabat dan tetangga. Terakhir yaitu dengan memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi mengenai pentingnya literasi keuangan.
Dan keistimewaan lainnya untuk ibu berbagi bijak di 2018 ini yaitu untuk menginspirasi dan mendorong perempuan atau ibu rumah tangga agar mampu menghasilkan penghasilan tambahan dan mengelola keuangan keluarga dengan baik.
Acara selanjutnya yang utama yaitu pembahasan oleh mbak Prita Ghozie. Yuk kita simak! Lalu mengapa perlu mengelola keuangan? Pertanyaan pertama dari mbak Prita yaitu “Apakah kalian termasuk yang mudah mengelola keuangan atau yang susah mengelolanya?” Kalau saya pribadi sih termasuk yang susah untuk mengelola keuangan hihihi. Ternyata untuk mencapai keuangan yang ideal itu ada 3 bagian besar loh. Apa aja sih?
- Financial Check Up
- Mengelola Arus Kas
- Merencanakan Keuangan
-
Langkah pertama : Financial Check Up.
Sebenernya kita setiap hari itu sudah melakukan financial check up. Tapi kita ga tau keuangan kita sehat atau ngga. Pertanyaan pertama untuk membahas financial check up ini yaitu “Apakah kita punya utang atau tidak?” Jika kita tidak punya utang artinya keuangan kita sedikit lagi selangkah menuju sehat. Jika masih punya utang kita harus tau utangnya itu utang apa atau pinjaman itu pinjaman apa? Sebagai contoh nih, jika kita lagi beli online shopping, dan ada fasilitas cicilan nol persen, apakah kita akan tergoda atau tidak dengan cicilan nol persen tersebut? padahal belum tentu barang yang di cicil itu penting atau tidak untuk kita. Contoh lainnya pas kita lagi arisan ada yang menawarkan kredit panci dengan cicilan 6 bulan, kadang membuat galau para ibu ibu ingin ikut mencicil juga walaupun sebenarnya kita punya uang tunai.
Bulan berikutnya apa kita ga tergoda dengan belanja lagi? Yang kita sering lupa, jika kita mengambil cicilan panci tadi 5 bulan, pertanyaan utamanya apakah selama 5 bulan ke depan kita tidak akan belanja? Ga mungkin kayanya ya hahahaha. Yang ada kalau setiap bulan cicil barang terus, cicilan kita ga abis abis. Bener juga kan? *nampar saya juga ini* hihihi!
Langkah pertama, kita boleh mempunyai pinjaman atau cicilan, tapi harus di pastikan jika cicilan atau pinjaman tersebut produktif. Pinjaman produktif paling pertama dalam rumah tangga itu biasanya pinjaman rumah. Pinjaman rumah yang kita ambil pun harus dipastikan hanya paling besar 30 persen dari pemasukan kita tiap bulan. Jadi jangan khawatir keuangan kita tidak sehat jika kita mempunyai pinjaman produktif. Itu masih terbilang aman. ^^
Langkah kedua yaitu biaya hidup kita lebih kecil dari pemasukan atau tidak? Kalau iya maka bagus, kalau ngga kita cari tau sebabnya apa. Parameter yang paling sederhana yaitu dengan cara melihat biaya hidup bulanan kita. Bisa di cek apakah biaya hidup kita lebih tinggi daripada pemasukan kita. Ga perlu jadi ahli keuangan untuk mengeceknya. Contoh kita liat saldo utang kartu kredit dan saldo pinjaman dana tunai, kita cek lagi waktu itu pinjaman tersebut untuk apa, jika pinjaman tersebut untuk biaya hidup, maka itu menjadi tidak sehat.Tetapi jika pinjaman itu untuk membayar biaya rumah sakit karena kita ada musibah dan tidak punya asuransi, maka itu tidak apa apa karena tidak akan terulang.
Beda lagi kalau semua pinjaman kartu kredit atau pinjaman dana cair tersebut untuk biaya hidup, itu akan terulang kembali jika pinjaman tersebut sudah lunas. Jadi harus faham dulu prioritas untuk pengeluaran kita. Pengeluaran kita itu ada berapa macem sebenernya? orang orang taunya yaitu pengeluaran untuk need and want. Kebutuhan dan keinginan. Padahal ada yang wajib selain dua itu. Berani punya pinjaman berarti wajib bayar cicilan. Berani berumah tangga berarti tiap bulan harus ada biaya rumah tangga. Berani punya anak berarti harus berani punya dana pendidikan untuk anak anak sampai lulus kuliah. Makanya kenapa pemerintah menyarankan 2 anak saja cukup. Jika ingin punya anak lebih dari 2 maka kita harus mempersiapkan dan merencanakan keuangan dari anak kita masih dalam kandungan.
Langah ketiga yaitu punya dana darurat. Dana darurat itu penting dalam rumah tangga kita. Dana darurat yang harus kita miliki minimal 3 kali pengeluaran rutin biaya bulanan kita. Mengapa? Karena kalau kita sampai kehilangan pekerjaan kita atau jika kita memiliki usaha dan usaha kita tidak memiliki pemasukan, maka kita punya 3 bulan untuk hidup dan menyusun rencana yang baru. Tetapi jika kita punya anak di sarankan kita punya 12 kali pengeluaran rutin bulanan kita. Kenapa lebih banyak? karena jika kita mempunyai masalah pada kehidupan kita, anak anak kita kasian jika harus putus sekolah.
Jika kita sebagai orang tua tidak mendapat penghasilan, berarti kita harus memindahkan anak kita ke sekolah lain, yang berarti anak kita harus menunggu sampai ke tahun ajaran baru dan pindah sekolah. Selain itu yang bukan termasuk dana darurat yaitu tanah, tumpukan baju baju mahal kita, dan emas. Untuk emas ini jika maksudnya logam mulia masih termasuk dana darurat, tapi kalau bisa dana darurat itu berupa cash dan di simpan di rekening yang berbeda. Jika kita sudah memiliki dana darurat 3 kali pengeluaran rutin bulanan kita, barulah kita bisa menyimpan emas logam mulia itu. Karena apa? karena kita butuh uang tunai.
Langkah ke empat yaitu mempunyai tabungan. Tabungan untuk rencana dan tabungan untuk investasi masa depan. Tabungan yang sudah kita punya lebih banyak frekuensi untuk keluar apa uang masuk? Kalau seringnya keluar, itu termasuk tabungan apa gopay yah? hahaha! bisa aja mbak Prita ini. Jika kita memiliki beberapa dompet digital itu ga apa apa, tapi itu memang uang simpanan kita. Tabungan kita harus banyak uang frekuensi masuk, jadi pas saat kita butuh, baru uang kita di keluarkan.
Nah untuk kita yang punya hobi online shopping ga apa apa punya dompet digital, dan kita boleh shopping, tetapi sebatas uang yang kita punya di dompet digital itu. Dengan kesimpulan berarti jika saldo di dompet digital yang khusus shopping itu habis maka jatah jajan kita bulan itu habis juga. Jadi kita menggunakan teknologi itu untuk kebutuhan kita.
Langkah kedua : Mengelola Arus Kas
Mbak Prita membuat sebuah quotes “it’s not how much you make, but how much you spend” . Gaji kita berapapun tidak akan membawa kita ke dalam kesejahteraan jika kita tidak bisa mengendalikan pengeluaran. Gaji kita naik biasanya pengeluaran naik juga. Sedangkan gaji itu given. Tapi pengeluaran kita, pengendaliannya ada di diri kita masing masing.
Pengeluaran itu sendiri terbagi menjadi 5.
- Pertama yaitu untuk Zakat. Kita bisa masukkan ke zakat wajib, sedekah, sosial, dan bantuan – bantuan. Bagian ini harus kita keluarkan di awal.
- Kedua yaitu untuk Assurance. Assurance itu adalah untuk memastikan kalau kita mengalami kondisi musibah, jadi kita tetep aman. Orang orang biasanya kalau ngomongin assurance, dia asosiasinya lebih ke asuransi. Kita ambil contoh nih, jika kita mengasuransikan kendaraan kita. Misalnya ban kendaraan kita tiba tiba pecah, ban itu ga termasuk asuransi, jadi kita mesti keluar uang untuk mengganti ban pecah itu. Nah itu termasuk musibah, Jadiiiii yang namanya assurance itu kita harus memiliki dana darurat dan asuransi.
Dan bukan juga jika kita memikir kita sudah punya dana darurat berupa asuransi jiwa, itu juga tidak tepat. Apalagi asuransi jiwa atas nama kita sendiri. Dana tunai dari asuransi jiwa atas nama kita itu akan cair jika kita sendiri yang sudah meninggal dunia, dan yang menikmati orang lain. Nah dana darurat yang tepat itu yaitu kita masih hidup dan kita juga yang menikmatinya.
- Yang ketiga yaitu untuk Present Consumption atau kebutuhan rutin. Di kehidupan kita biasanya menggunakan kartu kredit untuk membeli kebuthan hidup. Kita ambil contoh membeli cabe dengan kartu kredit. Pas pada saat tagihan kartu kredit terbit, kita tidak langsung membayar lunas, berarti cabe tadi masih utang. Jadi ada barang yang boleh di hutangin ada yang tidak boleh.
- Yang ke empat yaitu Future Spending. Tabung dulu baru beli kemudian. Contoh yang paling sering di incer nih yaituuuu jalan jalan! Kita boleh menginginkan sesuatu untuk masa depan. Artinya, gaji bulanan tidak boleh di pake buat liburan. Harus di pisahkan dulu, di tabung dulu. Kenapa seperti itu? Kalau rasa suntuk datang dan kita memaksakan untuk liburan memakai gaji bulanan, makan kita akan merasa bulan itu menjadi ‘Seret’ . Sedangkan kalau kita sudah mencicil, menabung dulu , dan beli kemudian, itu akan aman. Contohnya yaitu biaya mudik.
Contoh lainnya yaitu THR, tunjangan hari raya. Saya baru tau nih jika THR itu untuk tunjangan hari raya idul fitri dan hari raya idul adha. jadi pas dapat THR, usahakan THR kita dapat kita pisahkan 2 bagian untuk dua hari raya tersebut.
Contoh lainnya yaitu membeli televisi, jika televisi kita rusak, dan kita tidak punya uang tunai lebih untuk beli televisi, nah kita boleh membelinya dengan cicilan nol persen. Kok boleh? karena televisi tersebut biasanya jangka waktu pemakaiannya lebih lama dari cicilan kartu kredit nol persen tersebut. Pasti kalian lupa juga kan udah berapa lama televisi di rumah kalian masih kondisi bagus sampai sekarang.
Beda jika untuk membeli handphone dengan alasan gaya hidup. Walaupun ada cicilan nol persen. Kalau setiap ada handphone keluaran baru langsung ganti, atau setiap cicilan handphone atau cicilan mobil kita udah lunas langsung ganti, sebenernya kita itu cicil apa sewa barang ya?
- Yang kelima yaitu investment.
Alokasi ideal untuk penghasilan bulanan kita ada 6 macam.
- 5% untuk Zakat, Infak dan Sedekah.
- 10% untuk Dana Darurat dan Asuransi.
- 30% untuk Biaya Hidup.
- 30% untuk Cicilan Pinjaman.
- 15% untuk Investasi.
- 10% untuk Gaya Hidup
Inilah indahnya jika kita tidak mempunyai pinjaman atau cicilan. 30 persen dari penghasilan kita bisa kita pakai untuk yang lain.
Contoh simple ni dari mbak Prita.
Jika gaji kita 7 juta perbulan. maka pembagiannya yaitu:
- Sosial 5% : 350.000
- Dana Darurat dan Asuransi 10% : 700.000
- Biaya Hidup dan Cicilan 60% : 4,200.000
- Investasi 15% : 1.050.000
- Gaya Hidup 10% : 700.000
Wah jadi enak ya membagi baginya. Prakteknya semoga bisa gampang juga hihihi. Pokoknya pastikan semua kebagian, dan jika ada cicilan, usahakan cicilan nya yang produktif yaaa.
Langkah Terakhir atau ketiga yaitu Merencanakan Keuangan
Kita itu pasti mempunyai mimpi yang banyak. Dari ingin punya rumah tinggal, kuliah anak yang bagus, liburan keluarga, punya usaha. dan mimpi mimpi lainnya. Jika salah satu mimpi kalian untuk memiliki usaha, berikut adalah 3 cara menambah penghasilan rumah tangga.
- Bekerja secara aktif. Maksudnya kita bekerja dengan orang lain.
- Menjadi investor. Contohnya kita punya kost kost an, atau ada temen kita yang punya usaha, nah kita berikan bantuan modal.
- Menjadi womenpreneur. Artinya kita ingin mengaktualisasikan diri sendiri dengan segala kemampuan yang dimiliki, dan ingin kemampuannya menghasilkan uang.
Mbak Prita juga menjabarkan ni beberapa tips untuk menjadi womenpreuneur.
- Tantangan memulai usaha. Mau usaha apa? Bisa dari hobi atau kesukaan, apakah ada pasar untuk hasil dari hobi tersebut, dan apa jam kerja yang di sukai.
- Tidak tahu untung atau rugi. Jadi kita mesti bisa memisahkan keuangan pribadi dan usaha dengan cara memisahkan buku tabungan yang berbeda untuk usaha kita dan keuangan pribadi. Punya catatan arus kas. Dan modal investasi kita atau biayanya harus bisa di bedakan juga. Modal itu seperti membeli etalase, dan barang barang lainnya untuk toko kita, sedangkan biaya itu maksudnya biaya bahan baku contoh kita jualan jilbab, kita lalu membeli bahan baku dan mencari penjahitnya.
- Pertimbangan lain. Bermitra atau sendiri? Dan Modalnya dari mana?
Keuangan rumah tangga dan usaha
- Pisahkan antara keuangan rumah tangga dengan usaha.
- Omset usaha dikurangi biaya adalah KEUNTUNGAN.
- Keuntungan usaha menjadi dana kas masuk bagi keuangan rumah tangga.
Tips mengelola keuangan pebisnis
- Punya rencana pengeluaran.
- No utang konsumtif.
- Tabung dan investasi.
- Dana darurat.
- Asuransi kesehatan dan jiwa.
Intinya dalam hidup ini semua harus di kelola dan di rencanakan. Karena bagaimanapun kita punya masa depan, dan di dalam masa depan kita terdapat banyak kenaikan biaya alias inflasi. Dan tugas kita sebagai ibu, dan sebagai ibu rumah tangga yang bijak harus bisa monopang hidup keluarga kita, tidak hanya sekarang tetapi juga di masa mendatang.
Wah tak terasa materinya sudah selesai. Bermanfaat sekali semua penjelasan dari mbak Prita. Semoga kita dapat memulai memilah milah pemasukan penghasilan kita menjadi beberapa bagian seperti yang mbak Prita tadi jelaskan. Dan tentu saja, semoga kita bisa menjadi ibu yang bijak dalam mengelola keuangan keluarga kita demi masa depan keluarga. Amiiien.
Sekali lagi terima kasih banyak saya ucapkan untuk Visa Indonesia dan The Urban Mama. Yang telah berbagi ilmu dan mengajak saya untuk terus belajar menjadi lebih baik lagi. Semoga tulisan saya ini juga dapat bermanfaat bagi kalian yang selalu setia membaca blog saya.
See you on my next blogpost Mom! ^^
Sangat menginspirasi, terimakasih mbak rina..
Terima kasih juga mbak Putri, semoga bermanfaat ya artikelnya ^^
thx infonya sangat membantu
Penting banget ini .. thank U infonya Rina ..
Sama sama Tariiii ^^
Ooogitu yaa, Thk u infonya inaaa
Iya tiiie, Semoga bermanfaat yaaah 🙂
Terima kasih banyak ya. 🙂
Makasih banyak Rina..infonya membantu bgt..
Penting banget iniii… Thx infonya rinaa …
Artikel yang sangat membantu. thank you banget loh sharing ini artikel.
Perkembanga dunia finansial sekarang lewat teknologi, biar pada melek coba pelajari yang namanya fintech (financial technology) seperti yang ada di artikel ini ni :
prospek peer to peer lending